❕Hati-hati “riya” dalam setiap ibadah❗
Dalam beribadah kepada Allah
Ibadah apa saja, hati-hati terhadap penyakit “riya” (ingin dipuji, ingin dilihat dalam ibadahnya). Umpamanya, sambil wukuf di Arafah dia membuat konten, berdoa sambil menangis dijadikan konten, bersedekah ingin diketahui semua orang, membuat status dan lain-lain di media sosial. Demikian juga, umpamanya sambil menyembelih qurban dibuat konten dan apa saja yang terkait ibadah kepada Allah.
Semua ini bisa merusak amalan, bahkan bisa membatalkan amalan saleh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Aku tidaklah butuh adanya tandingan. Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal dalam keadaan menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya dan amalan syiriknya itu.’”
HR. Muslim no. 7666
Jadi, nasihat kami, hal-hal seperti ini tidak perlu kita buat-buat status, mengikuti kebiasaan banyak orang. Tidak perlu untuk dilihat semua orang, cukuplah Allah yang mengetahui apa yang kita lakukan.
Tausiyah Haji
Ustadz Askary bin Jamal
——————



